Disbudpar Papua Asah Skill Pelaku Ekraf lewat Bimbingan Teknis Empat Hari

Foto bersama pelaksanaan Bimtek bagi 30 pelaku Ekraf di Provinsi Papua

JAYAPURA, FP.COM – Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Provinsi Papua menggelar kegiatan bimbingan teknis (Bimtek) penyusunan proposal dan teknik presentasi bisnis ekonomi kreatif (Pasti Ekraf) selama 4 hari mulai 1 hingga 4 Juli 2024 di salah satu hotel di bilangan Padang Bulan, Kota Jayapura.

Sekdis Budpar Papua Amelia Ondikeleuw menabuh tifa tanda dibukanya Bimtek dan didampingi Kabid Ekraf Boni Asso dan Pemateri dari Kemenparekraf RI Marla Setiawati

Para peserta diseleksi dari 71 orang yang mendaftar melalui link yang disebarkan panitia seminggu sebelumnya. Hasilnya, 30 pelaku ekraf terpilih dan berkesempatan mengikuti Bimtek Pasti Ekraf yang menghadirkan pemateri berkompeten dari Kemenparekraf RI.

Read More
iklan

Bimtek ini merupakan salah satu program kegiatan dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) RI melalui penganggaran tugas pembantuan.

Sekretaris Disbudpar Papua Amelia Ondikeleuw yang membuka kegiatan menjelaskan, saat ini pemerintah terus berupaya mendorong pelaku ekonomi kreatif (Ekraf) di Papua memanfaatkan kemajuan era digital untuk menjangkau pasar global.

Menuju pasar global menuntut pelaku Ekraf memiliki berbagai keterampilan, antara lain: manajemen produk, manajemen bisnis, pengembangan kualitas konten, teknik pengembangan proposal dan presentasi.

Melalui pengembangan kapasitas yang diikuti, lanjut Amelia, menjadi bekal para pelaku Ekraf dalam mengembangkan usahanya. Terutama pengetahuan dalam penyajian presentasi bisnis untuk dapat merebut ceruk pasar dan mengakses pendanaan pihak swasta.

Dalam hal ini para pelaku ekraf diharapkan muncul sebagai wirausaha baru yang tumbuh dan berkembang serta mengembangkan usahanya dengan kreatif dan inovatif memanfaatkan sumber daya yang telah tersedia dalam menciptakan iklim usaha investasi berbasis ekonomi kreatif.

Dengan begitu, Ekraf dapat berkontribusi bagi pertumbuhan ekonomi serta terciptanya lapangan pekerjaan pada sektor riil.

“Pelatihan ini penting untuk mengasah skill mereka sehingga ekraf ini harus memberikan nilai tambah dan bernilai tinggi,” sebut Amelia.

“Saya berpesan kepada semua peserta agar dapat mengikuti kegiatan teknik pasti Ekraf ini dengan penuh tanggung jawab dan memperkaya ilmunya tentang kreatifitas. Kiranya dari kegiatan ini dapat meningkatkan kinerja dan komitmen kita bersama dalam memajukan sektor kebudayaan dan pariwisata khususnya ekraf masyarakat di provinsi Papua,” tambah Amelia.

Produk salah satu peserta Bimtek

Narasumber Marla Setiawati yang datang untuk membagi ilmu terkait manajemen produk dan bisnis bagi 30 pelaku Ekraf mengatakan, perencanaan manajemen produk dan bisnis menjadi bagian penting sebelum para pelaku ekraf dipapar materi lanjutan yakni story telling dan penyusunan teknis proposal bisnis.

“Banyak sekali fungsi dari produk bisnis, mulai dari strategi branding, marketing, packaging. Saat ini, di Papua, para peserta rata-rata sudah memiliki produk namun mengembangkannya lebih lanjut lewat sosial media itu penting agar target pasar tidak hanya lokal saja bahkan go international.”

“Harapan saya, untuk 30 peserta ini tentu mereka mampu melakukan manajemen produk dan bisnis lalu menghasilkan proposal bisnis yang baik sehingga pendanaan dapat berjalan,” ucap Marla.

Di tempat yang sama, Mario Steven Antaribaba, owner sekaligus barista dari produk kopi berlabel White Rose Coffee mengaku mendapat informasi dari sesama pelaku Ekraf. Terpilih dari puluhan peserta lainnya, Mario berharap, Bimtek ini memberikan manfaat yang besar bagi pengembangan usahanya ke depan. Apalagi, saat ini, Mario tengah mengembangkan produk terbaiknya yaitu coffee drip bag (kopi drip siap seduh-red).

“Semoga kegiatan Bimtek ini akan bermanfaat bagi kami pelaku umkm terutama menunjang dari pada penjualan produk kami. Saya fokuskan produk saya pada kopi ada beberapa kota yang sudah saya coba pasarkan salah satunya di Kota Pontianak dan Bekasi. Kalau di Papua mulai dari Kota/Kabupaten Jayapura, Keerom sampai ke Merauke,” ujar Mario.

Senada dengan Mario, talenta muda lainnya, Maryana Pawina Rumbiak, pelaku kriya berlabel Wadomu Art yang juga desainer Mahkota Cenderawasih ukir yang pernah dikenakan Presiden Joko Widodo dalam kunjungannya di PYCH Kota Jayapura mengaku sangat tertarik di awal materi. Kesempatan berharga ini sebagai pengalaman pertamanya mempelajari seputar profil manajemen bisnis dan peyusunan teknis proposal.

“Untuk materi ini sangat baik sekali. Hari ini ada hal penting yang kami tahu seharusnya itu kami harus tahu dulu pasarnya. Konsumen itu seperti apa baru kita tentukan produk apa yang kita buat. Selama ini kan kita hanya buat produk saja tanpa tahu pasarnya. Ini pengalaman pertama saya,” pungkas Maryana. (Ai)

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *