JAYAPURA, FP.COM – Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Provinsi Papua mengajak seluruh dinas pariwisata kabupaten dan kota di Papua untuk mengembangkan seni musik tradisional sebagai bagian dari 17 subsektor ekonomi kreatif.
Ajakan itu dikemukakan Kepala Bidang Ekonomi Kreatif (Kabid Ekraf) Disbudpar Provinsi Papua Boni Asso di sela-sela kegiatan penutupan lomba cipta karya lagu pariwisata dan ekonomi kreatif 2023 bertajuk suara Tanah Papua di aula Hotel Numbay, Dok V, Jayapura (Selasa, 10/10).
Menurut Boni, subsektor tersebut (musik) merupakan salah satu yang diunggulkan dan dipercaya memiliki potensi yang besar. Selain sebagai ekspresi kreativitas musik juga bisa menjadi alat pemersatu dan perdamaian. Dan utamanya dengan masifnya Industri kreatif maka akan mendorong pertumbuhan ekonomi.
“Tujuan kami, dengan lomba ini, ibarat kita mengasah kemampuan para seniman, komponis. Mereka bersaing antara para musisi dan kemampuanya terasah dan lebih meningkat ke depannya. Kita urus 17 subsektor jadi tidak bisa itu terus menerus, sehingga kami harapkan kabupaten dan kota juga mendorong hal yang sama. Karena ujung tombaknya ada di mereka,” ujar Boni.
Selain pemerintah, partisipasi dari mitra nonbirokrasi, kata Boni, dapat menjadi angin segar bagi pembangunan kepariwisataan Papua yang didukung oleh subsektor ekonomi kreatif, dalam hal ini musik.
“Kami harapkan kalau stakeholder lain mau mendukung kegiatan seni musik yang kaitan dengan cipta lagu etnisitas Papua itu kami sangat mendukung dan apresiasi sekali. Seperti tahun lalu kami adakan lomba foto dan video, kan Korem juga buat event yang sama. Jadi institusi yang lain kalau bisa juga terlibat.”
Boni mencontohkan komunitas Papua Youth Creative Hub (PYCH) yang potensial menjadi mitra pemerintah. “Kalau mereka bisa buat kegiatan yang kaitan dengan 17 subsektor itu kita bisa saling bergandengan tangan untuk memajukan ekonomi kreatif di Tanah Papua,” tambahnya. (*)