JAYAPURA, FP.COM – Jaringan internet di wilayah Jayapura dan sekitarnya putus sejak 30 April 2021 menyebabkan menurunnya tingkat okupansi (hunian) hotel dan tingkat kunjungan ke restoran.
Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Papua, Syahrir Hasan mengungkapkan, tingkat okupansi hotel dan kunjungan ke restoran turun hingga 60 persen.
“Tingkat hunian turun akibat hotel tidak bisa menerima pesanan kamar lewat travel agen sebulan terakhir. Kunjungan ke restoran pun demikian, karena setiap tamu tidak hanya makan dan minum, tetapi juga membutuhkan akses internet,” kata Syahrir melalui sambungan telepon, Jumat (28/5/2021).
Pihaknya berharap jaringan internet segera pulih lantaran industri perhotelan dan restoran mulai bangkit setelah wabah Covid-19 melanda Indonesia termasuk di Papua.
“Selama setahun tingkat hunian hotel dan kunjungan ke restoran turun drastis akibat pandemi, tahun ini mulai bangkit tetapi kembali down setelah jaringan internet putus sebulan terakhir,” ucapnya.
General Manager Hotel Horison Jayapura dan Kotaraja, Eddy Soenarno Soerjaningrat mengungkapkan, jaringan internet putus menyebabkan tingkat hunian kamar dan penggunaan ruang pertemuan hanya 10 persen.
“Tamu kami yang melakukan pertemuan atau rapat di hotel biasanya secara tatap muka dan daring (dalam jaringan), tetapi sejak internet putus sebulan terakhir, pengguna ruang pertemuan berkurang. Demikian juga tamu kami yang memesan kamar lewat agen perjalanan, tidak ada selama sebulan ini,” kata Eddy.
Eddy menyebut, sehari pihaknya menerima pesanan 10 kamar lewat agen perjalanan, tetapi sejak internet putus, tidak ada pesanan.
“Kemudian tamu yang datang langsung ke hotel merasa keberatan, karena kami hanya menerima pembayaran tunai, biasanya menggunakan kartu kredit atau debit,” jelas Eddy.
Sementara itu, Ketua Asosiasi Perusahaan Perjalanan Indonesia/Association of The Indonesian Tours and Travel Agent (Asita) Papua, Iwanta Peranginangin mengatakan, sejak internet putus di wilayah Jayapura dan sekitarnya sebulan terakhir, sejak itu pula pihaknya tidak membuka layanan pesanan kamar hotel dari konsumen yang membeli tiket pesawat.
“Dalam kondisi jaringan internet bagus, kami masih layani pesanan tiket pesawat sekaligus kamar hotel, tetapi sejak putus, kami tiadakan karena harus kirim foto kamar hotel yang dipesan konsumen, ini yang sulit,” kata Iwanta.
Pada 30 April 2021, layanan TelkomGroup di Jayapura dan sekitarnya mengalami gangguan pasca putusnya sistem komunikasi SMPCS ruas Sarmi – Biak di dasar laut, jarak 280 kilometer dari Biak dan 360 kilometer dari Jayapura.
Ketersediaan layanan TelkomGroup di Jayapura saat ini didukung oleh bandwidth dengan kapasitas hingga 4,7 Gbps melalui dukungan link satelit 2.662 Mbps, radio long haul Palapa Ring Timur 500 Mbps dan radio long haul Sarmi – Biak 1.600 Mbps.
General Manager Telkom Witel Papua, Sugeng Widodo mengatakan, layanan TelkomGroup yang sudah aktif kembali di Jayapura meliputi layanan suara dan data Telkomsel, IP VPN dengan bandwidth 70 Mbps.
“Serta layanan Astinet untuk pelanggan korporasi dan pemerintahan dengan total bandwidth hingga 149 Mbps,” kata Sugeng.
Sugeng menambahkan, instansi layanan publik yang sudah aktif diantaranya rumah sakit, Diskominfo, TNI dan Kepolisian, Pemprov Papua, Pemkot Jayapura, BMKG, sekolah dan kampus serta instansi lainnya.
“Selain itu, layanan wifi-id di 10 lokasi wifi corner yang berlokasi di Kandatel Sentani, Kandatel Abepura, Telkom Sentral Telepon Otomat (STO) 1 Jayapura dan Telkom Base-G, masyarakat dapat mengakses internet secara gratis. Telkom juga menyediakan media center untuk para jurnalis di Kantor Witel Papua,” jelas Sugeng. (FPKontr1)