JAYAPURA, FP.COM – Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Provinsi Papua akhirnya mengumumkan pemenang lomba cipta karya lagu pariwisata dan ekonomi kreatif 2023 pada acara penutupan yang digelar di aula Hotel Numbay, Jayapura, Selasa (10/10).
Pada kategori vokal, Elisabeth Kumia Dewi dengan lagu berjudul Cakrawala Timur berhasil merebut juara pertama. Tempat kedua diduduki oleh Frist Hendrian Kayai yang menggubah lagu Suara Tanah Papua. Sementara, lagu bertitel Papua Mangoi Wenga mengantar Marselius Kalakmabin ke peringkat tiga. Di kategori instrumental, ada dua nama bersanding sebagai pemenang, yakni Christofel Patipellohi dan Yohanes E. C. Kundimgo.
Sebagai ketua dewan juri, Xenocrates Nanthi mengungkapkan, aspek penilaian yang menjadi kunci utama adalah etnisitas Papua yang dimunculkan pada hasil karya para peserta.
“Untuk kategori instrumen kita butuh yang nuansa Papua. Alat-alat musik Papua yang harus diperkenalkan. Tetapi rata-rata semua hampir menggunakan alat musik modern. Ada yang menggunakan piano, musik program, kami tahu walaupun hanya dengar audio. Bunyi tifa asli itu kami tahu bedanya dengan musik program,” beber Xeno.
Di Papua, lanjut Xeno, terdapat alat musik khas seperti tifa, tabura, flute yang bisa dipresentasikan dalam hasil karya lomba. Dan pihaknya sangat mengharapkan semua pencipta atau anak-anak Papua yang berkarya itu mengerti tentang musikal dari Tanah Papua.
“Kita mau, begitu wisatawan datang mereka dengar musik awal, mereka sudah tahu ini musik Papua. Seperti Bali dan Jawa itu punya ciri khas.”
Salah satu perwakilan peserta lomba, Max Sanggenafa, mengapresiasi Disbudpar Papua yang memelopori kegiatan ini. Meski Max belum kebagian posisi juara namun seniman senior ini mengaku akan terus berkarya dan mengasah kemampuanya sehingga berkontribusi pada event lomba mendatang.
“Ini hal baru yang kita sama-sama mulai sehingga seni dalam bentuk apa saja menjadi bagian yang akan kita tingkatkan untuk memberikan ciri khas dari kebudayaan kita di Papua,” kata Max.
Ketua panitia lomba, Boni Asso, dalam laporannya menyebut ajang bagi para kreator, seniman, maupun komponis ini melibatkan 35 peserta lomba yang masuk dalam penjurian.
“Peserta yang mengumpulkan karya sebanyak 35 orang terdiri dari 22 vokal dan 13 instrumental.
Peserta lomba ini dari masyarakat pelaku ekonomi kreatif atau seni khusus seni musik yang terlibat dalam pembangunan kepariwisataan di Papua,” jelas Boni.
Sekretaris Disbudpar Papua Amelia Ondikeleuw yang menutup kegiatan lomba mengatakan, di tengah perkembangan saat ini, ada berbagai cara kreatif untuk mempromosikan pariwisata, salah satunya melalui musik. Upaya ini akan menumbuhkan local pride (kebanggaan lokal-red ) bagi penyanyi maupun daerah itu sendiri. Dan tentu saja, memberi peluang kepada para pembuat lagu, musisi, dan perusahaan rekaman untuk menjadi bagian dari pembangunan kepariwisataan di Tanah Papua.
“Perlombaan ini sangat penting karena memberikan kesempatan baru bagi para seniman untuk mengeksplor kemampuan dan ikut berpartisipasi dalam upaya pembangunan Pariwisata di Provinsi Papua. Selain itu juga menambah pengetahuan terkait membuat suatu karya yang dapat dikemas secara baik dan berkualitas untuk menarik kunjungan wisatawan yang mau berkunjung ke Tanah Papua,” ujar Amelia.
Dalam upaya memperkenalkan pariwisata di Papua, Disbudpar pada kesempatan itu juga menggandeng para mitra baik perbankan, Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI), dan PT Angkasapura. Meski belum ada kesepakatan tertulis, menurut Amelia, peran para mitra tersebut akan berdampak bagi keberlanjutan dari ajang perlombaan ini.
“Tujuannya untuk mempromosikan kebudayaan dan Pariwisata Papua. Para mitra hari ini juga hadir baik perbankan, PHRI maupun Angkasapura ini kedepannya kita akan bekerja sama untuk mempromosikan Papua melalui hasil karya yang ada saat ini. Kita harapkan di hotel, di bandara di bank, musik-musik etnisitas Papua yang kita hasilkan ini bisa dipublikasikan di tempat-tempat publik tersebut.”
Kepada para peserta lomba, Amelia berharap dapat terus berkontribusi bagi pembangunan pariwisata melalui karya seni musik. “Setelah lomba ini kita harapkan Bapak/Ibu akan terus memberikan karya-karya terbaik bagi Tanah Papua yang kita cintai bersama,” tambah Amelia. (*)